Senin, 10 Januari 2011

Pemerkosa Binatang, Bagaimana Pertanggungjawabannya?

Pemerkosa Binatang, Bagaimana Pertanggungjawabannya?
Ryu & Yuka-chan no mama - Jepang

Dear Zev, AsMod dan KoKiers,
  Ada satu berita yang cukup menggelitik dan bikin saya berpikir keras. Bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban para pemerkosa binatang? Memang di dunia ini, apapun bisa terjadi. Mulai dari balita hingga nenek pun bisa terkena kasus pemerkosaan. Begitu juga ada pelaku pemerkosaan guru wanita terhadap murid laki-lakinya, dan masih ada banyak lagi kasus pemerkosaan.

Akan tetapi bagaimana seandainya yang menjadi korban pemerkosaan adalah binatang? Sungguh saya bingung untuk mencari pemecahannya, pasti hakim pun akan bingung tujuh keliling untuk memutuskan kasus unik seperti ini.

Kasus ini terjadi pada tanggal 2 Maret 2010 di wilayah pinggiran kota Mbucuta, Mozambik dimana 2 pemuda tertangkap basah oleh polisi sedang melakukan aksi memperkosa. KoKiers, korban perkosaan ini adalah seekor kambing betina. Sungguh malang memang nasib kambing betina ini menjadi korban kebrutalan nafsu bejat kedua pemuda. Apakah kambing betina ini menikmati perlakuan seksual dari kedua pemuda tersebut atau justru tersiksa lahir batin?




Kejadian ini sungguh unik sekaligus memalukan bagi kedua pelaku pemerkosaan. Polisi setempat menangkap basah kedua pelakunya. Menurut News.com.au, "Salah seorang pemuda ditemukan dalam keadaan telanjang dan sedang memegang kepala kambing yang malang ini. Sedangkan pemuda yang lain sedang melakukan hubungan seks dengan kambing betina tersebut". Ada-ada saja kejadian di dunia ini.

Tentu saja pemilik kambing betina ini meradang sejadi-jadinya mengetahui bahwa kambingnya menjadi korban perkosaan dari kedua pemuda. Bukankah seharusnya yang berhak menjadi "suami" dari kambing betina tentu saja kambing jantan bukan? Begitu juga dengan manusia bukan? Manusia dewasa pria tentu saja pasangannya adalah manusia dewasa wanita bukan? (untuk dunia gay dan lesbian tidak termasuk dalam hitungan pasangan normal).

Pemilik kambing betina yang geram dengan tingkah laku kedua pemuda tersebut akhirnya melayangkan tuntutan resmi untuk kasus pemerkosaan kambing betina miliknya. Menurut jaksa wilayah, Leonides Mapasse, kedua pemuda akan menghadapi tuduhan perlakuan tidak senonoh. KoKiers, saya sungguh tidak habis pikir bagaimana untuk cara pertanggungjawaban atas kasus perkosaan terhadap kambing betina ini.

Pemilik kambing betina inipun menuntut kedua pemuda untuk membayar kerugian sekaligus melakukan tradisi pengganti pernikahan berupa "Lobolo atau lobola". Tradisi ini melakukan pembayaran sejumlah uang untuk tindakan perkosaan yang telah dilakukan oleh kedua pemuda ini. Sedangkan kutipan Wikipedia,

Lobolo or Lobola (Mahadi inSesotho; sometimes translated asbride price) is a traditional Southern African custom whereby the man pays the family of his fiancée for her hand in marriage (Compare with the European dowry custom where the woman brings assets[citation needed]). The custom is aimed at bringing the two families together, fostering mutual respect, and indicating that the man is capable of supporting his wife financially and emotionally.

KoKiers, hubungan sexual manusia dengan binatang ini merupakan penyimpangan dan kelainan sex yang biasa disebut bestially (bestialiti). Biasanya binatang yang jadi patner sexual antara lain, kuda, anjing, babi, kerbau, kambing, sapi, ayam, kucing dan lain-lain. Memang susah menghadapi orang yang mempunyai kelainan sexual dengan bintang.

Sejatinya memang manusia dewasa pria melakukan hubungan sexual dengan manusia dewasa wanita. Ini yang normal, kalau sudah ada isteri, tidak masalah bukan? Kalau tidak ada isteri, bagaimana pelampiasan sexualnya? Kalau yang punya uang mungkin bisa dengan gampangnya bayar pekerja sex, asal nafsu sex terlampiaskan. Atau kalau sudah mendesak tapi tidak ada isteri, terpaksa onani dengan berfantasi sex. Kalau yang nekat dan tidak bisa menahan nafsu sexual alias memang dasarnya akhlaknya bejat mungkin akan mencari mangsa buat diperkosa. Ujung- ujungnya berurusan dengan pihak berwajib karena memperkosa.

Urusan seksual memang serba ribet. Bagaimana kalau saat birahi memuncak ternyata tidak ada wanita , terjadilah pemerkosaan terhadap binatang. Kalau sekali melakukan hubungan sexual dengan binatang (bestialiti) ternyata menimbulkan kepuasan maka sejak itulah pelaku akan semakin keranjingan untuk melakukan hubungan sexual dengan binatang bukan?

Menurut Susan Noelen Hoeksema dalam bukunya Abnormal Psychology, lebih dari 90 persen penderita paraphilia (termasuk bestialiti) adalah PRIA. Penyalahgunaan obat dan alkohol ditemukan sangat umum terjadi pada penderita paraphilia. Obat -obatan tertentu tampaknya memungkinkan penderita paraphilia (termasuk bestialiti) untuk melepaskan fantasi sexnya tanpa hambatan dari kesadaran ( sumber : kompas.com )

Ada juga pendapat bahwa bestialiti merupakan hasil pengkondisian klasik. Misalnya, seorang remaja laki-laki yang sedang melakukan kegiatan masturbasi dan kebetulan di dinding kamar terdapat gambar berupa kuda atau anjing atau kambing. Pada saat itulah mungkin terbesit naluri, "Bagaimana seandainya memadu cinta dengan binatang tersebut?" Akibatnya si pemuda menjadi semakin bergairah untuk melakukan fantasi sexnya dengan binatang, ujung-ujungnya seperti kejadian 2 pemuda yang melakukan pemerkosaan terhadap kambing betina bukan?

KoKiers, yang masih menjadi pertanyaan yang menganjal buat saya, bagaimana bentuk pertanggungjawaban untuk pemerkosa binatang? Misalnya, sebuah peternakan kuda/sapi, ternyata ada salah satu karyawan atau penduduk sekitar tertangkap basah sedang melakukan hubungan sexual dengan kuda/sapi? Ini adalah sesuatu yang nyata yang mungkin bisa saja terjadi. Saya membayangkan pastinya si pemilik binatang tersebut meradang dan marah mengetahui binatangnya jadi korban pemerkosaan bukan? Kalau sudah marah dan melayangkan tuntutan/gugatan ke ranah hukum, bagaimana dengan cara pemecahannya? Adakah ide untuk memutuskan hukuman yang pantas buat pemerkosa binatang?

Mungkin terlalu berlebihan pertanyaan saya. Akan tetapi setelah membaca artikel salah satu situs mengenai pemerkosaan terhadap kambing betina, saya tetap tidak bisa menemukan jawaban yang terbaik, apa bentuk per- tanggungjawab- an buat pemerkosa binatang. Apakah harus dipenjara? Bayar ganti rugi (iya, kalau ada uang. Kalau tidak berarti masuk penjara bukan?) Ataukah harus menikahi binatang tersebut sebagai pasangan hidupnya? Membayangkan pernikahan antara binatang dan manusia, rasanya juga tidak benar bukan? Walaupun korban perkosaan adalah binatang, akan tetapi binatang juga makhluk hidup bukan? Kalau binatang bisa bicara dalam bahasa manusia, mungkin bisa didengar pendapatnya sebagai korban perkosaan bukan?

Akhir kata, semoga artikel ini bisa jadi bahan diskusi buat KoKiers. Saya sungguh ingin tahu bentuk pertanggungjawaban para pelaku pemerkosaan terhadap binatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post